Jumat, 18 November 2016

BAHAN BANGUNAN BAJA

Assalamu'alaykum Warahmatullah

selamat malam kawan,  selamat ya telah menjadi mahasiswa teknik sipil ☺☺☺☺☺☺☺
ini contoh laporan mengenai materi baja

ILMU BAHAN BANGUNAN

“BAJA”
COVER 
DAFTAR ISI

BAB 1
PENDAHULUAN


Latar belakang

Baja adalah paduan antara besi (Fe) dan karbon (C) dengan penambahan paduan lainnya. Baja paling banyak digunakan sebagai produk akhir seperti komponen otomotif, tranformerlistrik dan untuk proses manufaktur lainnya seperti proses
pembuatan lembaran besi, proses ekstrusi dan lain-lain. Dasar pemilihan pemakaian
baja ini seiring dengan terus berkembangnya industri otomotif dan kebutuhan
masyarakat akan kendaraan bermotor, komponen permesinan, ban konstruksi dan
bidang lainnya terutama didasarkan pada sifat mekaniknyajika sifat logam sangat
keras sangat sulit dalam pembentukannya.( Tri Harya Wijaya,2010 )

Sifat mekanik ini sangat ditentukan oleh kandungan paduan yang terdapat di dalamnya. Kandungan unsur ini akan membentuk struktur mikro pada baja, sehingga
dengan merubah komposisi maka struktur mikro juga berubah dan perubahan ini akan
mempengaruhi sifat mekaniknya. Selain itu perubahan struktur mikro juga dapat
dilakukan dengan cara perlakuan panas yaitu dengan merubah kecepatan pendinginan.
Kemampuan pengerasan baja (hardenability) memiliki rentangan yang
besar sehingga dapat disesuaikan dengan sifat mekanik yang sesuai dengan yang diinginkan dari baja itu Paduan logam baja karbon rendah yang terdiri besi (Fe) dan unsur-unsur karbon (C), Silikon(Si), Mangan(Mn), Phosfor (P) dan unsur lainnya( Wikipedia, 2010a).
menentukan apakah struktur dan sifat-sifat material optimum, agar daya tahan yang dicapai maksimum (Taufikkurrahman,dkk.,2005). Pada pengecoran dengan cetakan pasir, laju pembekuan tergolong lambat sehingga karakteristik paduan yang dihasilkan cenderung memiliki butiran yang kasar yang mengakibatkan kuat tarik dan kekerasan coran yang relatif rendah. Selain itu pada pengecoran statik dengan cetakan pasir sering terjadi rongga penyusutan dalam (internal sringkage) dan pengotor bukan logam (non metallic inclusions) terdapat pada coran (Tata Surdia, 1975). Pengaturan komposisi bahan pada tanur kupola sulit
dilakukan karena pada proses peleburan berlangsung, material yang mempunyai titik lebur yang lebih rendah akan mencair terlebih dahulu dan material yang mempunyai titik cair yang lebih tinggi mencair belakangan, sehingga ketika pengeluaran cairan logam dari tanur (tapping) dilakukan, komposisinya dapat berubah dari tapping yang pertama ke tapping selanjutnya. Komposisi dari logam cair juga dapat berubah karena tanur kupola menggunakan bahan bakar kokas karena bahan bakar ini bersentuhan langsung dengan logam cair, sehingga dapat terjadi penambahan karbon pada logam cair akibat pemakaian kokas tersebut.(Haposan Situngkir, 2010) Mikrostruktur dari suatu material (yang secara umum dapat digolongkan
kedalam logam, polimer, keramik, dan komposit) dapat juga mempengaruhi sifat-sifat mekanik dari suatu material (Wikipedia,2007b). Aspek terpenting dari setiap bahan rekayasastrukturnya, karena struktur suatu material berkaitan dengan komposisinya, sifatnya, sejarahnya, dan kinerja pengolahannya.Komposisi logam menentukan sifat dari logam tersebut sehingga perlu dilakukan analisis mikrostruktur.Analisis mikrostruktur digunakan untuk memperoleh informasi tentang bagaimana bahan tersebut diproduksi dan kualitasbahan yang dihasilkan (Microstrukture, 2007a).

BAB 2
ISI

BAJA
A.    Pengertian Baja

Baja adalah bahan dasar vital untuk industri. Semua segmen kehidupan, mulai dari peralatan dapur, transportasi, generator pembangkit listrik, sampai kerangka gedung dan jembatan menggunakan baja. Eksploitasi besi baja menduduki peringkat pertama di antara barang tambang logam dan produknya melingkupi hampir 95 persen dari produk barang berbahan logam.


Belakangan dunia perindustrian digemparkan oleh kabar peningkatan performan (kekuatan dan umur) baja menjadi dua kali lipat. Untuk mendapatkan baja dengan kekuatan sama dengan yang konvensional, hanya perlu setengah dari bahan sebelumnya dengan ketebalan dan berat juga setengahnya.

Baja super ini diperoleh dengan menghaluskan struktur mikronya menjadi seperlima dari baja sebelumnya atau bahkan lebih kecil lagi (di bawah 1 mikrometer). Nakayama Steel, sebuah perusahaan di Jepang, telah berhasil memproduksi lembaran baja super dengan kekuatan tarik 600 MPa atau sekitar 1,5 kali kekuatan tarik baja biasa. Kenaikan performan baja diharapkan dapat mengurangi berat bahan sehingga meningkatkan efisiensi dan menghemat sumber daya alam

Baja adalah paduan logam yang tersusun dari besi sebagai unsur utama dan karbon sebagai unsur penguat. Unsur karbon inilah yang banyak berperan dalam peningkatan performan. Perlakuan panas dapat mengubah sifat baja dari lunak seperti kawat menjadi keras seperti pisau. Penyebabnya adalah perlakuan panas mengubah struktur mikro besi yang berubah-ubah dari susunan kristal berbentuk kubik berpusat ruang menjadi kubik berpusat sisi atau heksagonal.
Dengan perubahan struktur kristal, besi adakalanya memiliki sifat magnetik dan adakalanya tidak. Besi memang bahan bersifat unik.

Bijih besi bertebaran hampir di seluruh permukaan Bumi dalam bentuk oksida besi. Meskipun inti Bumi tersusun dari logam besi dan nikel, oksida besi yang ada di permukaan Bumi tidak berasal darinya, melainkan dari meteor yang jatuh ke Bumi.

Di Australia, Brasil, dan Kanada, ditemukan bongkahan bijih besi berketebalan beberapa puluh meter dan mengandung 65 persen besi. Besi adalah unsur yang sangat stabil dan merupakan unsur terbanyak ke delapan di Jagat Raya setelah silikon. Pada lapisan kulit Bumi, besi merupakan unsur logam terbanyak ketiga setelah silikon dan aluminium. Hampir lebih dari 70 abad lalu-5.000 tahun sebelum Masehi-dari peninggalan di Mesopotania, Iran, dan Mesir diketahui bahwa manusia telah menguasai teknologi pembuatan peralatan dari besi baja untuk berburu. Suku Hatti dan Hittite- 2.500-1.500 tahun sebelum Masehi-di daerah Anatria dan Armenia telah berhasil membuat pedang besi berukuran besar dan baju besi dengan proses semi-lebur.

Kelebihan dan Kekurangan Baja
Kelebihan :
-Kuat tarik tinggi.
-Tidak dimakan rayap
-Hampir tidak memiliki perbedaan nilai muai dan susut
-Bisa di daur ulang
-Dibanding Stainless Steel lebih murah
-Dibanding beton lebih lentur dan lebih ringan
-Dibanding alumunium lebih kuat
Kekurangan :
-Bisa berkarat.
-Lemah terhadap gaya tekan.
-Tidak fleksibel seperti kayu yang dapat dipotong dan dibentuk berbagai profile


B.     Proses Pembuatan Baja

Baja diproduksi didalam dapur pengolahan baja dari besi kasar baik padat maupun cair, besi bekas ( Skrap ) dan beberapa paduan logam. Ada beberapa proses pembuatan baja antara lain:


1)      Proses Konvertor
terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan menghadap kesamping.
Sistem kerja
·         Dipanaskan dengan kokas sampai ± 1500 0C,
·         Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. (± 1/8 dari volume konvertor)
·         Kembali ditegakkan.
·         Udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dihembuskan dari kompresor.
·         Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengelaurkan hasilnya.
·          
2)      proses Bassemer (asam)
lapisan bagian dalam terbuat dari batu tahan api yang mengandung kwarsa asam atau aksid asam (SiO2), Bahan yang diolah besi kasar kelabu cair, CaO tidak ditambahkan sebab dapat bereaksi dengan SiO2, SiO2 + CaO                 CaSiO3

3)      proses Thomas (basa)
Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api bisa atau dolomit [ kalsium karbonat dan magnesium (CaCO3 + MgCO3)], besi yang diolah besi kasar putih yang mengandung P antara 1,7 – 2 %, Mn 1 – 2 % dan Si 0,6-0,8 %. Setelah unsur Mn dan Si terbakar, P membentuk oksida phospor (P2O5), untuk mengeluarkan besi cair ditambahkan zat kapur (CaO),
3 CaO + P2O5 Ca3(PO4)(terak cair)

4)      Proses Siemens Martin
menggunakan sistem regenerator (± 3000 0C.) fungsi dari regenerator adalah:
1.      memanaskan gas dan udara atau menambah temperatur dapur
2.      sebagai Fundamen/ landasan dapur
3.      menghemat pemakaian tempat
Bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih,
·         Besi kelabu dinding dalamnya dilapisi batu silika (SiO2),
·         besi putih dilapisi dengan batu dolomit (40 % MgCO3 + 60 % CaCO3)

5)      Proses Basic Oxygen Furnace
·         logam cair dimasukkan ke ruang baker (dimiringkan lalu ditegakkan)
·         Oksigen (± 1000) ditiupkan lewat Oxygen Lance ke ruang bakar dengan kecepatan tinggi. (55 m3 (99,5 %O2) tiap satu ton muatan) dengan tekanan 1400 kN/m2.
·         ditambahkan bubuk kapur (CaO) untuk menurunkan kadar P dan S.
Keuntungan dari BOF adalah:
·         BOF menggunakan O2 murni tanpa Nitrogen
·         Proses hanya lebih-kurang 50 menit.
·         Tidak perlu tuyer di bagian bawah
·         Phosphor dan Sulfur dapat terusir dulu daripada karbon
·         Biaya operasi murah

6)      Proses Dapur Listrik
temperatur tinggi dengan menggunkan busur cahaya electrode dan induksi listrik.
Keuntungan :
·         Mudah mencapai temperatur tinggi dalam waktu singkat
·         Temperatur dapat diatur
·         Efisiensi termis dapur tinggi
·         Cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan sehingga kualitasnya baik
·         Kerugian akibat penguapan sangat kecil

7)      Proses Dapurkopel
mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang.
Proses :
·         pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair.
·         Bahan bakar(arang kayu dan kokas) dinyalakan selama ± 15 jam.
·         kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga kokas mencapai 700 – 800 mm dari dasar tungku.
·         besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 – 15 % ton/jam dimasukkan.
·         15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.
Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar P dan S ditambahkan batu kapur (CaCO3) dan akan terurai menjadi:
akan bereaksi dengan karbon:
Gas CO yang dikeluarkan melalui cerobong, panasnya dapat dimanfaatkan untuk pembangkit mesin-mesin lain.

8)      Proses Dapur Cawan
·         Proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas dan besi kasar dalam cawan,
·         kemudian dapur ditutup rapat.
·         Kemudian dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling cawan dan muatan dalam cawan akan mencair.

C.    Jenis- Jenis Baja (Types of Steel)

Baja secara umum dapat dikelompokkan atas 2 jenis yaitu :
  • Baja karbon (Carbon steel)
  • Baja paduan (Alloy steel)
1.      Baja Karbon (carbon steel)

Baja karbon dapat terdiri atas :
  • Baja karbon rendah (low carbon steel)
Machine, machinery dan mild steel (0,05 % – 0,30% C ) Sifatnya mudah ditempa dan mudah di mesin  Penggunaannya:
•          0,05 % – 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets, screws, nails.
•          0,20 % – 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings
  • Baja karbon menengah (medium carbon steel )
    • Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah.
    • Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong.
Penggunaan:
  • 0,30 % – 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles.
  • 0,40 % – 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits, screwdrivers.
  • 0,50 % – 0,60 % C : hammers dan sledges
  • Baja karbon tinggi (high carbon steel)  tool steel
Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong. Kandungan 0,60 % – 1,50 % C

Penggunaan :
  • screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives, screws, hammers, vise jaws, knives, drills. tools for turning brass and wood, reamers, tools for turning hard metals, saws for cutting steel, wire drawing dies, fine cutters
2.      Baja Paduan (Alloy steel)
         
Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu:
  • Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan, kekuatan tarik dan sebagainya)
  • Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendah
  • Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksidasi dan reduksi)
  • Untuk membuat sifat-sifat spesial
Baja paduan yang diklasifikasikan menurut kadar karbonnya dibagi menjadi:
  • Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %
  • Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10 %
  • High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %
Baja paduan juga dibagi menjadi dua golongan yaitu baja campuran khusus (special alloy steel) &high speed steel.
  • Baja Paduan Khusus (special alloy steel)
Baja jenis ini mengandung satu atau lebih logam-logam seperti nikel, chromium, manganese, molybdenum,       tungsten dan vanadium. Dengan menambahkan logam tersebut ke dalam baja maka baja paduan tersebut  akan merubah sifat-sifat mekanik dan kimianya seperti menjadi lebih keras, kuat dan ulet bila dibandingkan  terhadap baja karbon (carbon steel).
  • High Speed Steel (HSS) Self Hardening Steel
Kandungan karbon : 0,70 % – 1,50 %. Penggunaan membuat alat-alat potong seperti drills, reamers, countersinks, lathe tool bits dan milling cutters. Disebut High Speed Steel karena alat potong yang dibuat dengan material tersebut dapat dioperasikan dua kali lebih cepat dibanding dengan carbon steel. Sedangkan harga dari HSS besarnya dua sampai empat kali daripada carbon steel
Jenis Lainnya :
Baja dengan sifat fisik dan kimia khusus:
  • Baja tahan garam (acid-resisting steel)
  • Baja tahan panas (heat resistant steel)
  • Baja tanpa sisik (non scaling steel)
  • Electric steel
  • Magnetic steel
  • Non magnetic steel
  • Baja tahan pakai (wear resisting steel)
  • Baja tahan karat/korosi
D.    Macam dan Bentuk Baja
Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan komposisi kimia maka diperoleh lima kelompok baja yaitu:
  • Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)
  • Baja karbon perkakas (carbon tool steel)
  • Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel)
  • Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)
  • Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural steel)
 Baja dalam teknik konstruksi bangunan gedung terdapat dalam bermacam-macam bentuk sebagai berikut :
1.      Baja Pelat Yaitu baja berupa pelat baik pelat lembaran maupun pelat strip dengan tebal antara 3 mm s.d 60 mm. Baja Pelat Lembaran terdapat dengan lebar antara 150 mm s.d 4300 mm dengan panjang 3 s.d 6 meter. Sedangakan Baja Pelat Strip biasanya dengan lebar £ 600 mm dengan panjang 3 s.d 6 meter. Permukaan baja pelat ada yang polos dan ada yang bermotif dalam berbagai bentuk motif. Namun untuk keperluan konstruksi pada umumnya digunakan baja pelat yang polos rata dengan lebar dapat dipotong sendiri sesuai dengan kebutuhan.
2.      Baja Profil Yaitu baja berupa batangan (lonjoran) dengan penampang berprofil dengan bentuk tertentu dengan panjang pada umumnya 6 meter ( namun dapat dipesan di pabrik dengan panjang sampai 15 meter.). ½ Dalam daftar baja lama terdapat profil INP, Kanal, DIN, DiE, DiR, DiL, INP, ½ DIN, Profil T, Profil L ( baja siku s ama kaki dan tidak sama kaki ), batang profil segi empat sama sisi, dan batang profil bulat, juga daftar paku keling, baut, dan las. ½ Sedangkan daftar baja yang baru profil INP, DIN, DiE, DiR, DiL, ½ INP, DIN, batang profil segi empat sama sisi, batang profil bulat, daftar paku keling, baut, dan las tidak ada, yang ada adalah : profil WF, Light Beam and Joists, H Bearing Piles, Structural Tees, Profil Kanal, Profil Siku ( sama kaki dan tidak sama kaki ), Daftar Faktor Tekuk (w), Light Lip Channels, Light Channel, Hollow Structural Tubings ( profil tabung segi empat ), Circular Hollow Sections ( profil tabung bulat ), serta tabel-tabel pelengkap lainnya. Kedua daftar baja tersebut di atas masih tetap digunakan kedua-duanya karena saling melengkapi satu sama lain. Untuk memahami profil-profil baja secara lebih mendetail maka pelajarilah secara teliti kedua daftar baja tersebut di atas.
3.      Baja Beton Yaitu baja yang digunakan untuk penulangan / pembesian beton ( untuk konstruksi beton ). Pada umumnya berbentuk batangan / lonjoran dengan berbagai macam ukuran diameter, panjang 12 meter. Terdapat baja tulangan berpenampang bulat polos, juga baja tulangan yang diprofilkan.

PENUTUP

Kesimpulan
Konvertor adalah bejana yang berbentuk bulat lonjong terbuat dari pelat baja. Bagian dalam dilapisi dengan batu tahan api yang berfungsi untuk menyimpan panas yang hilang sekaligus menjaga supaya pelat baja tidak lekas aus.

Proses Bessemer diinginkan baja bersifat asam sehingga batu tahan apinya harus bersifat asam (Misal : kwarsa atau aksid asam SiO2). Besi mentah cair yang digunakan dalam proses Bessemer harus mempunyai kadar unsur Si <= 2%; Mn <= 1,5%; kadar unsur P dan S sekecil mungkin. Ketika udara panas dihembuskan lewat besi mentah cair, unsur-unsur Fe, Si dan Mn terbakar menjadi oksidasinya.

Proses Thomas disebut juga “Basic Bessemer Process” yaitu proses Bessemer dalam keadaan basa. Proses ini memakai Converter yang di bagian dalamnya dilapisi bahan tahan api (refractory) bersifat basa seperti dolomite (Mg CO3 CaCO3).

Pada dasarnya berbagai metode dalam proses pembuatan baja ini ialah proses pemurnian unsur besi dari berbagai unsur yang merugikan sebagaimana telah dikemukakan terdahulu, oleh karena itu dalam proses pembuatan baja dengan menggunakan sistem converter ini ialah salah satu proses pemurnian atau pemisahan besi dengan menggunakan bejana sebagai alat pemanasan (peleburan) besi kasar tersebut.

Jadi perbedaan macam dan bentuk suatu baja, juga memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda beda.

Saran
Untuk menghasilkan hasil yang maksimal pada proses pembuatan baja dengan konvertor dapat menggunakan proses yang tepat dan pencampuran bahan baku yang sesuai baik menggunakan konvertor bessember, dan Thomas.


DAFTAR PUSTAKA


 

CARA KERJA ONLINE

Assalamu'alaykum Warahmatullah

Bagaimana kawan, apakah anda seorang Mahasiswa, Pengangguran, Baru lulus SMA bingung, mau kerja tapi gag dapat belum dapat panggilan.
Bagaimana kalau anda ikut bergabung dengan bisnis online kami silahkan gabung bersama kami. lumayan buat nambah penghasilan, asal mau bersungguh sungguh dan ulet sesuai aturan kami silahkan dilihat dulu DI SINI

Kerjanya mudah  anda hanya perlu meluangkan waktu pagi dan sore hari. dan anda harus mematuhi aturan sesuai perintah kami,
kerjanya seperti : mengedit blog, bikin excel, bikin word, mengedit email, dll
menunda gabung ga masalah buat kami, tapi jika ingin sukses dan mau belajar silahkan bergabung di LINK INI

TERIMAKASIH,.. 
SELAMAT SUKSES

Kamis, 13 Oktober 2016

FILE PUSKESMAS DWG

Assalamualaykum Warahmatullah,..

Apa kabar teman- teman kali ini langsung aja saya akan memposting file puskesmas format dwg, bagi teman teman yang ingin download silahkan aja langsung klik DISINI

jika teman-teman mau request file format dwg lainnya silahkan coment atau hubungi 085640791243
atau bisa via email jayateguh6@gmail.com 

Rabu, 12 Oktober 2016

MANAJEMEN KOMPONEN-KOMPONEN SEKOLAH

Assalamu'alaykum warahmatullah,..

Berbicara mengenai laporan manajemen sekolah pasti banyak yang bingung, Laporan manajemen sekolah dalam pembuatannya harus melakukan observasi pada sekolah yang akan dilihat manajemennya itu seperti apa. Mulai dari manajemen Tata Usahanya, siswa nya, gurunya, administrasinya, sampai kepala sekolahnya.

dari pada bingung langsung aja saya kasih contohnya.





MANAJEMEN KOMPONEN-KOMPONEN SEKOLAH


Memenuhi Tugas Manaejemen Sekolah
Dosen Pengampu:

Disusun Oleh:




UNIVERSITAS
KOTA
TAHUN


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Manajemen sekolah pada hakikatnya mempunyai pengertian yang hampir sama
dengan manajemen pendidikan. Ruang lingkup dan bidang kajian manajemen sekolah juga
merupakan ruang lingkup dan bidang kajian manajemen pendidikan. Namun demikian
manajemen pendidikan mempunyai jangkauan yang lebih luas dari pada manajemen
sekolah. Dengan perkataan lain, manajemen sekolah merupakan bagian dari manajemen
pendidikan atau penerapan manajemen pendidikan dalam organisasi sekolah sebagai salah
satu komponen dari sistem pendidikan yang berlaku. Manajemen sekolah terbatas pada satu
sekolah saja, sedangkan manajemen pendidikan meliputi seluruh komponen sistem
pendidikan, bahkan bisa menjangkau sistem yang lebih luas dan besar (suprasistem) secara
regional, nasional, bahkan internasional.
Digunakan istilah manajemen sekolah, terjemahan dari “school management” dan
akan melihat bagaimana manajemen substansi-subtansi pendidikan di suatu sekolah atau
manajemen berbasis sekolah agar dapat berjalan dengan tertib, lancar dan benar-benar
terintegrasi dalam suatu sistem kerjasama untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Hal yang paling penting dalam implementasi manajemen berbasis sekolah adalah
manajemen terhadap komponen-komponen sekolah itu sendiri.
Sedikitnya terdapat tujuh komponen sekolah yang harus dikelola dengan baik dalam
rangka MBS, yaitu kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan, kesisiwaan,
keuangan, sarana prasarana pendidikan, pengelola hubungan sekolah dan masyarakat, serta
manajemen pelayanan khusus lembaga pendidikan. Dengan demikian makalah ini
membahas tentang manajemen anggaran/biaya pendidikan, manajemen hubungan sekolah
dengan masyarakat, serta manajemen layanan khusus.



1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana manajemen kurikulum ?
2.      Bagaimana manajemen peserta didik ?­­­
3.      Bagaimana manajemen pendidik dan tenaga kependidikan ?
4.      Bagaimana manajemen anggaran pendidikan ?
5.      Bagaimana manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat ?
6.      Bagaimana manajemen layanan khusus ?

1.3  Tujuan
1.      Menjelaskan manajemen kurikulum.
2.      Menjelaskan manajemen peserta didik.
3.      Menjelaskan manajemen pendidik dan tenaga kependidikan.
4.      Menjelaskan manajemen anggaran pendidikan.
5.      Menjelaskan manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat.
6.      Menjelaskan manajemen layanan khusus.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Kurikulum
            Sebelum dibicarakan berbagai hal mengenai manajemen kurikulum, kiranya perlu sedikit disinggung mengenai kurikulum.
            Ada beberapa pengertian mengenai apa kurkulum. Kurukulum berasal dari kata “Curere” yang dikata bendakan menjadi “Curiculum” (kurikulum) secara epitomologi dapat diartikan antara lain:
a.       Jarak yang ditempuh oleh pelari atau kereta lomba atau diartikan tempat berlomba.
b.      Pacuan, lomba berkereta, lari cepat.
c.       Perjalanan tanpa berhenti ( 1 kali perjalanan ).
d.      Peredaran waktu (matahari, bintang, bulan).
e.       Jalan kehidupan.
Kurikulum kemudian digunakan dalam dunia pendidikan dan diberi arti:
a.       Secara tradisional :
1.      Mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.
2.      Suatu bahan pelajaran tertentu yang dipelajari oleh anak.
3.      Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dikuasai untuk mencapai suatu tingkat atau ijasah (degree).
b.      Secara modern:
1.      Semua pengalaman anak yang menjadi tanggung jawab sekolah.
2.      Keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar anak di kelas, tempat bermain dan di luar sekolah.
Manajemen kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan sungguh sungguh serta pembinaan secara kontinyu terhadap situasi belajar secara efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.



2.2 Manajemen Peserta Didik
Manajemen peserta didik (siwa) adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinyu terhadap seluruh peserta didik agar dapat mengikuti proses belajar mengajar (PBM) secara efektif dan efisien, demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Manajemen peserta didik dimaksudkan bertujuan mengatur berbagai kegiatan pembelajaran di sekolah berjalan.dengan kondusif.
Menurut Sutisna dalam Mulyasa (2002) ada tiga yaitu:
(1) Penerimaan murid baru,
(2) Kegiatan pelaporan kemajuan belajar murid, dan
(3) Bimbingan dan pembinaan disiplin murid.
Sedangkan tanggung jawab Kepala sekolah dalam mengelola bidang kemuridan
adalah:
a) Kehadiran murid di sekolah dan masalah-masalah bidang kemuridan yang
berhubungan dengan hal studi.
b) Penerimaan, orientasi, klasifikasi, dan pembagian kelas murid dan pembagian
program studi.
c) Evaluasi dan pelaporan kemajuan belajar murid
d) Program supervisi bagi murid yang mempunyai kelainan, seperti mengulang
pengajaran (remid), perbaikan, dan pengajaran luar biasa
e) Pengendalian kedisiplinan murid belajar di sekolah
f) Program bimbingan dan penyuluhan bagi seluruh murid.
g) Program kesehatan dan keamanan murid belajar, terutama ketenangan belajar
murid di kelas.
h) Penyesuaian pribadi, sosial, dan emosional murid.

2.3 Manajemen Pendidik dan Tenaga Pendidik
Peningkatan produktivitas dan prestasi kerja dapat dilakukan dengan
meningkatkan sumber daya manusia, Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan dengan cara
mengikut sertakan pada kegiatan-kegiatan yang menunjang pada kinerja seluruh unsur
sekolah. Manajemen tenaga kependidikan (guru dan personil) mencakup beberapa
hal yaitu:
(1) perencanaan pegawai,
(2) pengadaan pegawai,
(3) pembinaan dan pengembangan pegawai,
(4) promosi dan mutasi,
(5) pemberhentian pegawai,
(6) kompensasi, dan
(7) penilaian pegawai.
Hal ini menunjukkan, bahwa keberhasilan pengelolaan pendidikan pada sebuah
sekolah apabila Kepala Sekolah memiliki kemampuan untuk menciptakan kondisi yang
melibatkan pada semua unsur pengelola sekolah.

2.4 Manajemen Anggaran Pendidikan
Keuangan merupakan sumber daya yang secara langsung dapat berpengaruh
pada keefektifan dan efisiensi pengelolaan pendidikan yang diseleggarakan oleh
masing-masing satuan pendidikan. Manajerial kepala sekolah pada keuangan sangat
dibutuhkan dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah. Pelaksanaan Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) menuntut kemampuan sekolah dalam merencanakan
melaksanakan, dan mengevaluasi serta memepertanggungjawabkan penggunaan
anggaran , pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah
(Mulyasa, 2002:47).
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memberi kewenangan pada sekolah untuk
menggali dan menggunakan sumber dana sesuai keperluan sekolah. Sumber dana dalam
proses pendidikan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu:
(1) pemerintah pusat dan atau pemerintah daerah,
(2) orang tua/wali atau peserta didik, dan
(3) masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat.



2.5 Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Hubungan antara sekolah dengan orang tua/wali murid serta masyarakat pada
hakekatnya merupakan suatu sarana sangat berperan dalam membina dan
mengembangkan pertumbuhan pribadi murid di sekolah. Sekolah dan orang tua/wali
murid memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau
pendidikan secara efektif dan efisien. Gaffar dalam Mulyasa menyatakan, bahwa
hubungan sekolah dengan orang tua/wali murid bertujuan antara lain:
(1) memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan murid;
(2) memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan
masyarakat; dan
(3) menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah (Mulyasa,
2002:50).
Pada konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), manajemen hubungan
sekolah dengan orang tua wali murid diharapkan berjalan dengan baik. Hubungan yang
harmonis membuat masyarakat memiliki tanggung jawab untuk memajukan sekolah.
Penciptaan hubungan dan kerja sama yang harmonis, apabila masyarakat mengetahui
dan memiliki gambaran yang jelas tentang sekolah. Gambaran yang jelas dapat
diinformasikan kepada masyarakat melalui laporan kepada orang tua wali murid,
kunjungan ke sekolah, kunjungan ke rumah murid, penjelasan dari staf sekolah, dan
laporan tahunan sekolah.
Melalui hubungan yang harmonis diharapkan tercapai tujuan hubungan sekolah
dengan masyarakat, yaitu proses pendidikan terlaksana secara produktif, efektif, dan
efisien sehingga menghasilkan lulusan yang produktif dan berkulitas. Lulusan yang
berkualitas akan terlihat dari penguasaan/kompetensi murid tentang ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang dapat dijadikan bekal ketika terjun di tengah-tengah
masyarakat (out come).

2.6 Manajemen Layanan Khusus
Manajemen layanan khusus itu meliputi perpustakaan, kesehatan, dan keamanan
sekolah.
1)      Perpustakaan
Perpustakaan yang dikelola dengan baik memungkinkan peserta didik untuk lebih mengembangkan dan mendalami pengetahuan yang diajarkan oleh gurunya didalam kelas secara mandiri, dan juga dapat mengajar dengan metode bervariasi, misalnya belajar individual.
2)      Kesehatan
Menyediakan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) yang mana badan kesehatan ini akan membantu untuk membangun mewujudkan sumberdaya manusia yg berpengetahuan dan sehat baik itu sehat jasmani dan rohani para peserta didik.
3)      Keamanan
Jelas harus adanya keamanan karena ini akan menciptakan rasa aman dan nyaman untuk para peserta didik dan para substansi-substansi sekolah lainnya.



BAB III
PENUTUP

3.1  Simpulan
Manajemen kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan sungguh sungguh serta pembinaan secara kontinyu terhadap situasi belajar secara efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Manajemen peserta didik (siwa) adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinyu terhadap seluruh peserta didik agar dapat mengikuti proses belajar mengajar (PBM) secara efektif dan efisien, demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Manajemen pendidik dan tenaga kependidikan adalah rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara bersama dan sistematis yang diselenggarakan di lingkungan / organisasi pendidikan.
Manajemen anggaran pendidikan merupakan seluruh proses kegiatan yang direncakan dan dilaksanakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu terhadap biaya operasional sekolah/pendidikan, sehingga kegiatan operasional pendidikan semakin efektif dan efisien, demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu untuk mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya serta dari publiknya pada khususnya.
 Manajemen layanan khusus di sekolah pada dasarnya ditetapkan dan di organisasikan untuk mempermudah atau memperlancar pembelajaran, serta dapat memenuhi kebutuhan khusus siswa di sekolah. Pelayanan khusus diselenggarakan di sekolah dengan maksud untuk memperlancar pelaksanaan pengajaran dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.




3.2  Saran
Sebagai mahasiswa yang nantinya akan menjadi pendidik, hendaknya mengetahui
manajemen komponen-komponen sekolah seperti manajemen anggaran/ biaya pendidikan, manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat, dan manajemen layanan khusus, agar nanti ketika sudah menjadi pendidik tidak canggung lagi di lingkungan sekolah tempat ia mengajar.



DAFTAR PUSTAKA

Ary H. Gunawan. 2002. Administrasi Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
B. Suryosubroto. 2004. Manajemen Pendidikan Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
E. Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nanang Fatah. 2000. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudarwan Danim. 2006. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Sutomo, dkk. 2011. Manajemen Sekolah. Semarang: UNNES PRESS.